Saturday, January 26, 2008

Momentum (CNN hidup dari John Lennon)

John Lennon adalah artis yang memiliki pengaruh yang besar pada masanya dan bahkan hingga kini. Ia tidak hanya menginspirasi para penggubah lagu, tetapi juga membuat Amerika Serikat ketar-ketir dengan kampanye anti perangnya, sehingga membuat CIA mengutus Mark Whitman untuk menembak mati Lennon saat keluar di depan apartemennya di New York pada tanggal 8 Desember 1980.

Ternyata setelah Lennon meninggalpun ia tetap dapat menginspirasi serta memberikan keuntungan bagi banyak pihak.

Konon, sukses stasiun TV CNN hingga saat ini adalah berkat ‘keahliannya’ memanfaatkan John Lennon. CNN adalah buah karya enterpreneur Ted Turner yang merupakan stasiun TV berita pertama yang menyiarkan program 24 jam nonstop. Ketika pertama kali mengudara, konsep CNN sukar diterima oleh para pemirsa. Bujet mereka sangat terbatas. Ditambah mereka harus membiayai delapan kantor perwakilan untuk memproduksi cukup berita. Enam bulan pertama, CNN hidup kembang kempis. Mereka juga belum memiliki selebriti TV yang terkenal sehingga CNN hampir tidak dikenal konsumen saat itu. Akhirnya momentum yang ditunggu tiba juga.

Saat John Lennon secara tragis ditembak hingga wafat. Sekonyong-konyong 1,7 juta keluarga Amerika yang memiliki akses terhadap CNN saat itu, percaya atau tidak, secara antusias lalu menonton CNN. Mereka langsung merasakan bedanya. TV nasional yang besar-besar saat itu hanya terbatas menyiarkan berita, baik waktu tayangnya dan juga isinya. Sebaliknya, CNN menyajikannya dengan up to date terus-menerus dari jam ke jam. Penonton ketagihan menonton CNN. Dengan CNN kita seolah berpatisipasi langsung dengan sejarah.

Selanjutnya, ketika Perang Teluk pecah empat tahun kemudian, setidaknya hampir 12 juta pemirsa rajin mengikuti perkembangan perang lewat CNN. Kini CNN minimal ditonton oleh lebih dari 80 juta keluarga di seluruh dunia.

Contoh yang sama ‘plek’ dengan CNN dan dapat kita amati adalah Metro TV.

Metro TV muncul sebagai media dengan konsep berita 24 jam nonstop, sama seperti CNN. Dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang masih rendah, apakah yang Metro TV harapkan saat pertama melakukan siaran? Rating yang tinggi? Sulit tentunya.

Tetapi Surya Paloh rupanya dinaungi dewi Fortuna dalam mengelola Metro TV. Tahun 2001, Gus Dur jatuh dari kursi kepresidenan. Kejadian saat ia keluar Istana Negara hanya dengan menggunakan celana pendek dan melambai disaksikan live oleh pemirsa. Detik-detik pengiriman pasukan berani mati dari Jawa Timur beserta pelatihan perangnya menjadi tontonan seru saat itu. Tentu ada pula momen ‘keberuntungan’ Metro TV lainnya, seperti aksi terorisme bom Bali atau Mariott.

Serta momen yang tidak dapat dilupakan yaitu saat terjadi tsunami Aceh pada 2004. Masih lekat di benak saya tangisan Najwa Shihab saat melaporkan langsung dari Banda Aceh. Apakah anda salah satu pemirsa yang setia mengikuti breaking news Metro TV saat itu seperti saya? Sebagai hasilnya, saat ini siapa tidak kenal Metro TV? Atau Najwa Shihab?

Pelajaran pemasaran yang dapat kita petik dari kasus CNN dan Metro TV adalah pentingnya memanfaatkan momentum.

Momentum dalam pemasaran adalah salah satu strategi kunci. Menurut Sun Tzu, jenderal perang Cina yang terkenal, momentum terdiri dari 2 elemen penting. Pertama adalah waktu yang pas dan yang kedua adalah kontrol. Sun Tzu mengambil contoh populer yaitu katepel. Untuk sukses mengkatepel sesuatu, harus didasarkan kapan melepas peluru (waktu) dan sekuat apa menarik karet katepel (kontrol). Kerikil kecil kalau dilontarkan dengan kecepatan tinggi dan diarahkan ke bagian vital akan mampu membunuh musuh.

Momentum jelas merupakan senjata rahasia untuk memanen peluang. Barangkali kita perlu belajar dari pedagang asongan yang jago memanfaatkan momentum. Hari-hari biasa mereka hanya berdagang di perempatan jalan yang padat lalu lintasnya. Namun mereka cerdas memanfaatkan momentum. Jalan tol macet, mereka langsung pindah berdagang di ruas jalan tol. Lain lagi kalau banyak demonstrasi, mereka juga ikut berdagang dekat kerumunan demonstrasi. Pokoknya mereka selalu siap siaga. Di mana momentumnya memungkinkan mereka akan nyelip.

Tapi belajar dari pengendara motor yang menggunakan momentum tidak menggunakan helm saat tidak ada polisi perlu disaluti tidak ya? Itu terserah anda untuk menggunakan momentum secara bijak dan bertanggungjawab.

Tribute to 27th Anniversary of John Lennon death


No comments: