Anda pernah menghitung merek-merek produk apa saja yang Anda gunakan sejak bangun pagi hingga tidur malam? Hari ini tanpa alasan khusus saya mencoba melakukannya. Tetapi untuk edisi kali ini, saya akan membatasi merek-merek yang berkecimpung di dunia saya saat pagi menuju siang hari (05.45-12.00). Selamat menikmati!
1. Terkantuk-kantuk dalam suasana pagi, sebagai muslim saya melakukan ibadah sholat Subuh. Berwudhu dengan air tanah yang diambil dengan pompa air Sanyo (Jepang). Selesai membasahi beberapa bagian tubuh, saya mengambil sarung Gajah Duduk atau Atlas (keduanya Indonesia) untuk kemudian mengalasi kaki saya dengan sajadah Fatah (Turki).
2. Menurut Ibu saya, baik untuk meminum segelas air putih di pagi hari supaya awet muda, benarkah? Entah, yang jelas saya meminum segelas air mineral beremerk Aqua (Perancis). Perlu diketahui bahwa Aqua Golden Mississippi kini sudah dimiliki oleh perusahaan asal Perancis, Danone.
3. Biasanya saya membaca koran atau menonton berita pagi. Surat kabar langganan saya adalah Kompas (Grup Gramedia) dan stasiun TV favorit saya adalah Metro TV (Media Group). Kedua sumber berita ini asli milik Indonesia. Tetapi tidak dengan TV-nya, karena di rumah saya terpajang TV Sharp 21” (Jepang). Sambil mengisi otak dengan informasi bermutu, sesekali saya menyeruput teh Sariwangi (Unilever: Amerika, dan ada juga bagian Indonesianya) yang diberi dua sendok Gulaku (Indonesia).
4. Matahari beranjak tinggi, saatnya mandi. Toilet kamar mandi saya bermerek Toto (Italia), gayung Star (Indonesia), handuk Palmer (Amerika), sabun Lifebuoy (Unilever: Amerika), shampo Dove (Unilever: Amerika) atau Pantene (P&G: Amerika), conditioner Pantene (P&G: Amerika), sikat gigi Pepsodent (Unilever: Amerika), pasta gigi Pepsodent (Unilever: Amerika), sabun cuci muka Dove (Unilever: Amerika), serta deodoran Rexona (Unilever: Amerika).
5. Selesai mandi, berganti pakaian. Untuk inside wear saya menggunakan merek Rider (Amerika) dan Crocodille (Amerika), serta kadang-kadang GT-Man (Indonesia). Untuk outside wear, terutama celana jeans saya memiliki merek favorit yaitu Lee Cooper (Inggris). Sedangkan baju kaos saya tidak punya preferensi merek tertentu, yang penting muat dengan tubuh besar saya. Tetapi untuk baju polo, tentu saja merek Polo (Inggris) atau Country Fiesta (Amerika) menjadi pilihan saya. Merek baju lain yang sering saya gunakan adalah baju pemberian dari sales-sales korporat yang memberi reward pada toko-toko seperti milik orang tua saya.
6. Selesai mandi dan berganti pakaian, saatnya makan dimana tidak ada merek khusus, kecuali untuk sendok dan garpu makan tanpa merek yang diproduksi oleh pengusaha di kampung halaman orang tua saya (Tulungagung: Indonesia). Yah, kalaupun mau dipaksakan, saya biasa makan tempe dan tahu yang berasal dari kedelai (mayoritas impor dari Amerika), telur (Indonesia), Indomie (Indonesia), atau nasi uduk (tetangga saya: Indonesia).
7. Selesai makan, saya memakai sepatu Converse (Amerika) atau Adidas (Amerika) sebagai rumah dari kaki saya yang berukuran 43 (US size)
8. Selesai urusan di rumah, saatnya pergi ke kampus. Sebelum memanaskan mobil Suzuki Forsa GLX 1989 (Jepang), saya memeriksa oli mesin apakah masih cukup atau tidak. Jika tidak oli mesin Eneos (Jepang) harus ditambahkan agar mobil saya tidak mogok. Belum lagi mengecek oli rem Prestone (Amerika). Kebetulan minggu kemarin saya baru saja ganti ban baru bermerek Goodyear (Amerika). Masuk mobil, bau pengharum Ambi Pur (Jerman) terasa semerbak. Mobil tua kesayangan saya ini pun memiliki tanda mata dari beberapa merek luar, ia pernah ditabrak oleh Toyota Pick Up (Jepang), Toyota Vios (Jepang), Mercedes Benz (Jerman), motor Honda (Jepang), dan beberapa pengemudi motor lain yang langsung tancap gas sebelum saya sempat melihat merek kendaraan mereka (Lho? Ga lihat plat nomornya?).
9. Perjalanan akan terasa membosankan tanpa musik, maka saya memutar stasiun radio Jak FM (Indonesia) dengan audio player bermerk Sony (Jepang). Karena Sony saya sudah tidak memiliki fungsi tape maupun CD, maka saya juga sering mendengarkan lagu lewat MP3 player hadiah dari Bank Danamon (Kepemilikan oleh Singapura) yang bermerek Samsung (Korea Selatan).
10. Di jalan raya, banyak mobil berseliweran dengan beragam merek yang tidak bisa saya sebutkan satu demi satu karena saking banyaknya (yang jelas semua luar negeri, selain Timor). Selain mobil pribadi, adapula mikrolet dengan Toyota Kijang (Jepang), ojek dengan Honda, Suzuki, mocin, dll (Jepang dan Cina), metromini dengan Nissan (Jepang), bis pariwisata dengan Mercedes Benz (Jerman), dan adapula mobil polisi Mazda RX8 (Jepang) atau Nissan Skyline (Jepang).
Setidaknya sampai pada aktivitas di pagi hari, boleh dibilang saya menggunakan 80% lebih merek dari luar negeri. Hmm... Saya jadi bingung, bagaimana saya bisa bilang cinta produk Indonesia ya? Atau memang belum ada produk lokal yang bermain? Yang jelas, saya lebih suka pakai Converse dibandingkan Spotec. Waduh!
Nantikan merek-merek di siang hingga malam hari pada edisi berikutnya.
Oh ya, sementara menunggu, bagaimana kehidupan Anda dengan merek-merek di pagi hari?